Sebaraya.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa hilirisasi dan transformasi ekonomi adalah kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045. Hal ini diungkapkan dalam Business Forum di Seoul pada Jumat lalu.
Implementasi kebijakan hilirisasi telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Kontribusi tersebut berkaitan dengan meningkatkan nilai ekspor, memberikan kontribusi terhadap PDB, memperbaiki neraca perdagangan, penyerapan tenaga kerja, dan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa untuk pemerataan pembangunan.
Luhut mengatakan bahwa kebijakan hilirisasi akan mencakup pendirian kawasan industri bernilai tambah tinggi untuk mendukung digitalisasi ekonomi yang semakin pesat dan tren ekonomi hijau. Selain itu, hilirisasi juga untuk membentuk talent pool yang berkualitas melalui program screening bagi lulusan sarjana jurusan teknik dan sains untuk diarahkan bekerja di perusahaan kelas dunia di bidang teknologi.
“Hilirisasi juga digenjot oleh pemerintah Indonesia karena permintaan pasar global terhadap komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan tengah tinggi,” ujar Luhut.
Menurut Luhut, Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis di pasar global. Berbagai tantangan yang dihadapi tidak menggoyahkan peran Indonesia di kancah ekonomi dunia. “Negara kita ini terletak di sepanjang jalur laut utama yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Oseania, serta kaya akan cadangan mineral transisi energi sehingga potensi energi baru terbarukan tinggi,” jelas Luhut.
Saat ini, perekonomian Indonesia telah mampu tumbuh kembali di atas 5% pada tahun 2022 dan PDB per kapita juga meningkat. Di tahun 2020, GDP Indonesia adalah US$ 3,936; sedangkan pada tahun 2022 mencapai US$ 4,784. Di tahun 2045 nanti, Indonesia berambisi menjadi negara maju dengan Produk Domestik Bruto (PDB) US$ 10,000.
Untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus mampu melakukan setidaknya lima hal, antara lain, memulihkan perekonomian di tengah berbagai tantangan global, meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi, memperkuat ketahanan ekonomi melalui peningkatan dana desa, mitigasi dampak perubahan iklim melalui dekarbonisasi dan transisi energi, serta transformasi ekonomi dari berbasis komoditas menjadi berbasis industri. [MTA]