Serang, Sebaraya.com – Tular Nalar yang bekerja sama dengan Magister Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menyelenggarakan kegiatan mengenai sosialisasi pengindraan hoaks untuk pemilu bagi generasi muda.
Kegiatan tersebut bertajuk “Sekolah Kebangsaan: Gen Z Bisa Milih” diselenggarakan di Desa Kebuyutan Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang pada Hari Rabu, 22 November 2023.
Kegiatan sekolah kebangsaan ini dihadiri oleh Dr. H. Andika Hazrumy, S.Sos., M.AP. sebagai narasumber, Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati sebagai ketua pelaksana sekaligus Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi UNTIRTA, dan Dr. Yoki Yusanto, M.I.Kom sebagai Moderator.
Dr. Nia dalam sambutannya menyampaikan tujuan dari sekolah kebangsaan ini adalah sebagai bentuk kepedulian Magister Ilmu Komunikasi terhadap generasi muda agar bisa menjadi pemilih yang bijak. “Saya sebagai perwakilan dari Magister Ilmu Komunikasi UNTIRTA sangat senang kegiatan ini berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan kami yaitu ingin memberikan penyuluhan kepada anak-anak muda yang baru pertama memilih di pemilu agar bisa menggunakan suaranya dengan bijak,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dr. Nia menjelaskan kegiatan ini dihadiri 143 anak muda. “Selain itu terdapat fasilitator yang memberikan informasi mengenai pengindraan hoaks secara mendalam melalui Forum Group Discussion (FGD) dengan total masyarakat muda sebanyak 143 orang,” ujarnya.
“Hal tersebut tentu menjadi pembuktian dari antusiasme pemilih pemula dalam menghadapi pesta demokrasi,” sambung Dr. Nia yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK salah satu Kelurahan di Kota Bekasi.
Lebih lanjut, Dr. Nia berharap kegiatan ini berdampak positif terhadap generasi muda. “Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk generasi muda dalam menghadapi pemilu khususnya untuk menghadapi hoaks mengenai pemilu serta dapat membuka pemikiran kritis mereka agar mampu memilih pemimpin yang baik dan bijaksana dalam pemilu 2024,” jelasnya.
Selanjutnya, dalam penyampaian materi Dr. Andika menyebutkan bahwa demografi pemilih pemuda sebanyak 50% lebih. “Demografi pemilih pemuda itu ada 50% lebib, hal tersebut tentu harus diwaspadai agar para pemilih pemula dapat mengantisipasi hoaks dan dapat memeranginya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dr. Andika menegaskan bahwa generasi muda harus menerapkan 3 poin utama menghadapi hoaks. “Sebagai generasi muda, kalian harus bisa mengimplementasikan 3 poin utama untuk menghadapi hoaks pemilu agar menciptakan pemilu yang aman dan damai yaitu cermati, periksa, dan cek keaslian fakta” ucap Andika. (Red)