Sebaraya.com – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) telah menandatangani kontrak impor beras sebanyak 500.000 ton dari empat negara. Impor beras ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Bantuan Pangan Beras yang tidak dapat dipenuhi dari hasil panen beras petani dalam negeri.
Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog, mengungkapkan bahwa Bantuan Pangan Beras tahap kedua membutuhkan sekitar 213.530 ton dan akan disalurkan pada akhir April. Namun, Perum Bulog hanya dapat menyerap beras dari petani lokal sebanyak 110 ribu ton.
Budi mengatakan, “Kami memprediksi bahwa hasil panen dalam negeri hanya dapat menyerap 110 ribu ton, artinya kami masih membutuhkan 100 ribu ton lagi untuk memenuhi stok bantuan sosial ini. Untuk menutupi kekurangan tersebut, kami akan mengambil dari impor sebanyak 500 ribu ton.”
Namun, Perum Bulog masih berupaya untuk menyerap beras dari petani dalam negeri. Jika serapan dari petani dalam negeri mencukupi, maka Perum Bulog tidak akan melakukan impor.
Budi menambahkan bahwa impor dilakukan agar program Bantuan Pangan Beras dapat tepat waktu sampai kepada keluarga penerima manfaat. Program bantuan pangan ini akan berlangsung selama tiga bulan, dari Maret hingga Mei 2023.