Sebaraya.com – Kota Cilegon telah berhasil menurunkan angka pengangguran secara signifikan. Sebelumnya, Kota Cilegon berada di urutan ke-7 untuk mengatasi angka pengangguran di Provinsi Banten, namun kini telah berhasil naik ke urutan ke-4 dengan rata-rata penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 2 persen per tahun. Hal ini menyebabkan angka pengangguran di Kota Cilegon pada tahun 2022 hanya tersisa 8,10 persen dibandingkan sebelumnya yang mencapai 10,13 persen. Karena hasil ini, Kota Cilegon kini tidak lagi masuk dalam kategori darurat pengangguran.
Diskusi mengenai program penurunan angka pengangguran di Kota Cilegon diadakan pada Jumat (24/2) oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon. Selain bekerja sama dengan Forum HRD (Human Resource Development), Disnaker Kota Cilegon juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan lainnya untuk menangani pengangguran dengan mengadakan diskusi rutin setiap tiga bulan.
Diskusi tersebut dipimpin oleh Plt Kepala Disnaker Kota Cilegon, Panca N Widodo, dan Kepala Bidang Penempatan Kerja Disnaker Kota Cilegon, Hidayatullah. Diskusi ini juga melibatkan para tokoh masyarakat, akademisi, aktivis ketenagakerjaan, organisasi kepemudaan, Karang Taruna, dan anggota DPRD Kota Cilegon.
Panca N Widodo mengatakan bahwa TPT di Kota Cilegon terus mengalami penurunan signifikan secara konsisten, menunjukkan bahwa program Pemkot Cilegon berjalan dengan efektif. Ia juga menegaskan bahwa angka-angka yang disampaikan berasal dari BPS dan Disnaker, bukan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan yang beredar di masyarakat.
Hidayatullah menambahkan bahwa pihaknya sangat serius dalam menangani masalah pengangguran, sesuai dengan perintah dan arahan Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian. Forum diskusi yang diadakan secara rutin setiap tiga bulan diharapkan dapat menghasilkan solusi atas masalah pengangguran di Kota Cilegon. Ia juga menyatakan bahwa program pengentasan pengangguran melalui peningkatan kualitas SDM, pelatihan, pengembangan UMKM, penempatan kerja, dan kerjasama dengan industri akan terus ditingkatkan.
Menurut Adji Subekti, Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, progres penurunan angka pengangguran di Kota Cilegon sangat baik. TPT pada tahun 2019 adalah 9,64 persen, tahun 2020 mencapai 12,69 persen, tahun 2021 sebanyak 10,13 persen dan tahun 2022 menjadi 8,10 persen. Ia menegaskan bahwa hasil ini berasal dari BPS dan dapat dipertanggungjawabkan.
Faturohmi, Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon, mengungkapkan bahwa pihaknya terus mengawasi situasi pengangguran di Kota Cilegon. Dia menambahkan bahwa mereka juga terus memantau industri di daerah itu untuk memastikan bahwa tenaga kerja yang diterima oleh industri tersebut harus memprioritaskan penduduk lokal Kota Cilegon. Di masa depan, proses perekrutan tenaga kerja perlu melibatkan konsultan agar angka pengangguran semakin berkurang.
Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon, Hasbi Sidik, mengatakan bahwa mereka terus mendorong industri di Kota Cilegon untuk merekrut tenaga kerja secara proporsional. Mereka akan mendorong peraturan agar perusahaan wajib merekrut karyawan asli Cilegon.
Hadi, seorang akademisi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), menyatakan bahwa penguatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program pelatihan berkelanjutan yang telah dilakukan oleh Disnaker Kota Cilegon merupakan langkah yang sangat tepat untuk menjawab kebutuhan industri. Proses perekrutan tenaga kerja harus diperkuat, termasuk kerjasama atau kolaborasi antara pemerintah dengan industri.
Oman, seorang aktivis LSM Gempar, menyoroti bahwa penguatan investasi yang datang ke Kota Cilegon merupakan langkah positif untuk menekan angka pengangguran. Dia menekankan bahwa masyarakat Kota Cilegon tidak boleh hanya menjadi penonton, dan ini menjadi tanggung jawab bersama. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh aktivis Forum Reformasi Industri Rizki dan Karang Taruna Kota Cilegon Mahdi Alif.