CILEGON, SEBARAYA.COM — Pemerintah Kota Cilegon di bawah kepemimpinan Wali Kota Robinsar dan Wakil Wali Kota Fajar Hadi Prabowo menunjukkan gebrakan segar dalam 100 hari kerjanya dengan menggelar forum Merdeka Bicara, Kamis, 12 Juli 2025.
Bertempat di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota, forum ini menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah dan organisasi kemahasiswaan se-Kota Cilegon—sebuah langkah berani dalam merawat demokrasi partisipatif dan menyerap aspirasi generasi muda.
Wali Kota Cilegon Robinsar menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar simbolis, melainkan ajang serius untuk mendengar langsung suara mahasiswa yang kerap menjadi motor intelektual perubahan. “Kami ingin mendengar dan menyerap apa yang menjadi pemikiran teman-teman mahasiswa semua. Saran dari mahasiswa tentu sangat berarti. Insyaallah, selama itu baik, akan kami akomodasi,” ujarnya.
Robinsar juga menepis anggapan bahwa pemerintah alergi terhadap kritik. Justru, katanya, masukan dan kritik adalah bagian penting dari perbaikan tata kelola. “Kami tidak anti kritik. Kami sangat membutuhkan masukan dari seluruh elemen masyarakat. Membangun Cilegon tidak bisa sendiri. Kami butuh dukungan, baik gagasan maupun tenaga dari semua kalangan,” tegasnya. Ia juga menyampaikan rencana untuk menggelar Merdeka Bicara secara rutin setiap tiga bulan.
Pemerintahan yang inklusif, menurut Robinsar, membutuhkan pendekatan pentahelix—yakni kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media. “Dengan keterlibatan berbagai pihak, kami yakin kita semua memiliki niat yang sama: membangun Cilegon yang lebih baik,” tambahnya.
Wakil Wali Kota Fajar Hadi Prabowo turut mengapresiasi forum ini sebagai sarana refleksi atas kinerja awal pemerintahan mereka. “Kami senang bisa mendengar langsung kritik dan saran dari mahasiswa. Ini menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk melangkah lebih tepat,” ucap Fajar. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga etika dalam menyampaikan pendapat. “Meski forum ini terbuka, mari tetap jaga bahasa dan sopan santun dalam berdiskusi,” pesannya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Cilegon, Maman Mauludin, menjelaskan bahwa forum ini juga dimanfaatkan untuk memaparkan capaian program 100 hari kerja Robinsar-Fajar. “Kami sampaikan enam program prioritas, dan 93 persen dari program tersebut telah terlaksana. Ini menjadi bukti kerja nyata, bukan sekadar janji,” ungkap Maman.
Acara ini dihadiri oleh jajaran Asisten Daerah I, II, dan III, pejabat eselon II dan III Pemkot Cilegon, serta perwakilan dari tujuh organisasi kemahasiswaan yang aktif di berbagai kampus lokal.
Dengan Merdeka Bicara, Pemerintah Kota Cilegon tidak hanya membuka pintu, tapi juga menyiapkan kursi dan mendengarkan isi suara mahasiswa—menjadikan mereka mitra kritis dalam perjalanan membangun kota yang inklusif dan partisipatif. (BDN)