Gubernur Ganjar Ungkap Solusi Bijak Konflik Wadas di Hadapan Wali Kota

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo memperlihatkan jamu kemasan saat memberikan motivasi kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Pendopo Pemkab Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (23/6/2023).
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo memperlihatkan jamu kemasan saat memberikan motivasi kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Pendopo Pemkab Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (23/6/2023).

Cilegon, Sebaraya.com – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, kembali angkat bicara mengenai konflik yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo. Dalam pidatonya di hadapan para wali kota, Ganjar menyebut kasus ini sebagai stempel hitam yang harus ditangani dengan serius.

Namun demikian, Ganjar juga menyatakan bahwa kasus ini memberikan pelajaran penting bagi para pemimpin untuk menghadapi permasalahan dengan tanggung jawab. Ia menegaskan bahwa dirinya siap menanggung konsekuensi sebagai orang yang bertanggung jawab atas masalah di Wadas.

Bacaan Lainnya

“Dalam saat video mengenai Wadas muncul, tidak ada yang mau mengakui kesalahan dan bertanggung jawab. Jika begitu, saya yang akan mengambil langkah,” ujar Ganjar dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar, pada hari Kamis (13/7) seperti dilaporkan oleh Kompas TV.

Ganjar menyatakan bahwa pihaknya telah berhasil menyelesaikan permasalahan tersebut dan memberikan kompensasi kepada pihak yang terdampak. Ia juga mengklaim bahwa para penolak telah menerima ganti rugi yang pantas.

“Kompensasinya sudah baik. Semua luas lahannya sudah diukur sebesar 100%,” jelasnya.

Ganjar menekankan bahwa penyelesaian konflik ini sangat penting untuk kelancaran pembangunan Bendungan Bener. Proyek bendungan tersebut merupakan inisiatif pemerintah pusat dalam rangka pengendalian banjir, penyediaan air bersih, serta peningkatan energi alternatif.

“Kami bahkan rela berjuang sampai titik darah penghabisan untuk membangun bendungan ini,” tegas Ganjar.

Kasus Wadas menjadi perhatian publik setelah 64 warga ditangkap karena melakukan protes terhadap penambangan batu quarry andesit di desa tersebut. Batu andesit ini akan digunakan sebagai bahan material dalam pembangunan Bendungan Bener.

Lebih dari separuh luas tanah di Desa Wadas, sekitar 146 hektar, akan digunakan oleh negara sebagai lokasi penambangan. Padahal, selama ini penduduk desa tersebut mencari nafkah dari hasil hutan dan perkebunan yang akan menjadi lokasi pertambangan.

Dengan upaya yang dilakukan oleh Gubernur Ganjar Pranowo, diharapkan konflik di Desa Wadas dapat diselesaikan dengan baik dan adil bagi semua pihak terkait.

Silakan baca konten menarik lainnya dari Sebaraya.com di →

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *