JAKARTA, SEBARAYA.COM – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) mencatat kinerja industri jasa keuangan di wilayah DKI Jakarta dan Banten hingga Januari 2025 tetap stabil dan resilien. Pertumbuhan ini didukung oleh pengelolaan risiko dan likuiditas yang baik, serta peningkatan ekonomi daerah dan edukasi keuangan yang masif.
Di sektor perbankan, fungsi intermediasi di wilayah DKI Jakarta menunjukkan peningkatan signifikan. Penyaluran kredit/pembiayaan bank umum tumbuh 12,28% (yoy) menjadi Rp3.933,48 triliun, dengan kualitas kredit bermasalah (NPL Net) terjaga di 1,75%. Kredit modal kerja mendominasi dengan porsi 48,85%, terutama pada sektor industri pengolahan yang mencatat market share 19,04%.
Sementara itu, di wilayah Banten, penyaluran kredit/pembiayaan bank umum tumbuh 5,08% (yoy) menjadi Rp210,33 triliun dengan NPL Net di level 2,66%. Kredit konsumsi mendominasi dengan porsi 52,35%, terbanyak pada sektor pemilikan rumah tinggal (31,60%).
Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), bank umum di DKI Jakarta mencatat kenaikan 4,85% (yoy) menjadi Rp4.673,67 triliun, dengan dana deposito mendominasi (42,79%). Di Banten, DPK bank umum juga tumbuh dengan angka yang sama, sedangkan DPK BPR/BPRS meningkat 35,15% menjadi Rp7,44 triliun.
Investasi di pasar modal juga mengalami lonjakan. Hingga Januari 2025, jumlah investor di DKI Jakarta meningkat drastis 94,81% menjadi 2.971.588, dengan Jakarta Pusat sebagai penyumbang terbesar (50,66%). Di Banten, jumlah investor tumbuh 9,04% menjadi 809.959, terbanyak di Tangerang Kota (29,92%).
Nilai transaksi saham di DKI Jakarta mencapai Rp153,18 miliar, dengan mayoritas transaksi berasal dari Jakarta Selatan (40,87%). Di Banten, nilai transaksi saham mencapai Rp18,07 miliar, dengan Tangerang Kota sebagai penyumbang terbesar (58,36%).
IKNB di DKI Jakarta dan Banten terus mencatat kinerja positif, baik di sektor pembiayaan maupun fintech lending. Di DKI Jakarta, piutang pembiayaan tumbuh 3,20% (yoy) menjadi Rp93,72 triliun, dengan rasio NPF di 3,73%. Sementara di Banten, piutang pembiayaan meningkat lebih tinggi sebesar 11,32% menjadi Rp35,06 triliun, dengan NPF di 3,61%.
Fintech lending juga mengalami pertumbuhan pesat. Outstanding pinjaman di DKI Jakarta meningkat 11,50% (yoy), sedangkan di Banten pertumbuhannya lebih tinggi, mencapai 17,20% (yoy). Penerima pinjaman aktif di DKI Jakarta mencapai 2,54 juta entitas, sementara di Banten tumbuh 9,94% menjadi 1,55 juta entitas.
Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) juga mencatat pertumbuhan signifikan. Di sektor perbankan, jumlah debitur BNPL di DKI Jakarta tumbuh 31,46% (yoy) menjadi 2,45 juta entitas, sementara di Banten melonjak 46,93% menjadi 1,55 juta entitas. Di sektor non-bank, jumlah debitur di Jakarta mencapai 1,41 juta entitas (naik 25,35%), dan di Banten bertambah 38,59% menjadi 1,07 juta entitas.
Dari sisi baki debet, BNPL perbankan di Jakarta meningkat 32,40% menjadi Rp3,32 triliun, sedangkan di Banten melonjak 47,42% menjadi Rp1,80 triliun. Sementara itu, NPF BNPL perbankan di DKI Jakarta mencapai 2,60%, dan di Banten sebesar 2,35%, sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional (2,35%).
OJK Jabodebek terus memperkuat literasi dan perlindungan konsumen. Berdasarkan data Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK) per Februari 2025, tercatat 1.316 pengaduan dari masyarakat Jabodebek dan Banten. Mayoritas pengaduan terkait fintech peer-to-peer lending, khususnya dalam hal perilaku petugas penagihan.
OJK telah menyelesaikan 66,57% dari total pengaduan, termasuk 1,83% melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS). Untuk meningkatkan literasi keuangan, OJK menggelar 76 kegiatan edukasi sejak 2024, melibatkan mahasiswa, pelaku usaha, dan masyarakat umum.
Sebagai bagian dari upaya edukasi keuangan syariah, OJK menyelenggarakan Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2025. Di DKI Jakarta, kegiatan ini hadir dalam Konferensi Internasional Ekonomi Islam Berkelanjutan yang diikuti 250 mahasiswa. Sementara di Banten, GERAK Syariah diselenggarakan melalui Syariah Financial Fair bertajuk “SYAFIF Goes to Tangerang”, yang diikuti oleh 26 pelaku usaha jasa keuangan syariah.
Dengan pertumbuhan stabil di sektor perbankan, pasar modal, fintech, dan BNPL, industri jasa keuangan di DKI Jakarta dan Banten menunjukkan ketahanan yang baik. OJK Jabodebek terus berkomitmen memperkuat literasi keuangan dan perlindungan konsumen untuk memastikan sektor keuangan yang sehat dan inklusif bagi masyarakat. (RST)