Sebaraya.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno berusaha keras untuk memastikan bahwa harga tiket pesawat yang murah dapat diterapkan di seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat membantu mencapai target 1,4 miliar pergerakan wisatawan dalam negeri pada tahun 2023.
Menurutnya, promosi harga tiket pesawat murah tidak merata dan tidak berlaku di semua provinsi. Saat ini, hanya beberapa destinasi tertentu yang memiliki harga tiket pesawat murah seperti rute Jakarta-Bandung, Jakarta-Sorong, Jakarta-Labuan Bajo, dan Jakarta-Bali.
“Kami berharap bahwa dengan peningkatan jumlah pesawat dan ketersediaan kursi, harga tiket pesawat akan turun secara bertahap dan dapat dijangkau di seluruh wilayah Indonesia. Karena target pergerakan wisatawan dalam negeri adalah 1,4 miliar dan semua pemangku kepentingan harus mendukung pencapaian target ini,” kata Sandiaga dalam keterangan resminya pada Rabu (22/2/2023).
Sandiaga juga mengatakan bahwa pada musim libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H yang jatuh pada April 2023, diproyeksikan akan terjadi peningkatan permintaan yang signifikan. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak pesawat yang beroperasi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga harus memastikan bahwa tidak ada pergerakan wisatawan Indonesia yang menuju ke luar negeri untuk berlibur.
Selain itu, Sandiaga juga menjelaskan beberapa upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendorong pemulihan industri perhotelan di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah kemudahan sertifikasi dan perizinan OSS, CHSE Kemenparekraf bekerja sama dengan BSN, mendorong regulasi penambahan hari libur nasional dan cuti bersama, dan membantu permodalan melalui pasar modal OSS.
Sandiaga juga mengatakan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan PHRI, ASITA, dan GIPI untuk mendorong keterisian hunian kamar di seluruh daerah di Indonesia.
“Menurut data PHRI, sejak pandemi pada tahun 2020 hingga tahun 2022, terjadi peningkatan hunian hotel hingga 50 persen. Ini menjadi dasar optimisme, namun kita tidak boleh terlena. Kita harus terus mendorong agar industri perhotelan dapat pulih lebih cepat,” kata Sandiaga.[]