SERANG, SEBARAYA.COM – Beranda Rumah, grup musik yang terkenal dengan karya-karya bernuansa puitis, kembali menghadirkan karya baru yang sarat makna. Kali ini, mereka mempersembahkan lagu berjudul “Sirna Rana” sebagai bentuk dedikasi untuk seluruh korban perang di berbagai belahan dunia, terutama terinspirasi oleh konflik di Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel.
Judul “Sirna Rana” dipilih dengan makna “musnahlah perang,” menjadi harapan Beranda Rumah untuk mengakhiri konflik di seluruh dunia. Nama lagu ini diambil dari Taman Makam Pahlawan Sirna Rana di Rangkasbitung, memberikan nuansa yang mendalam dan simbolis.
Dalam formasi yang tetap kuat, dengan Rendy “Djoni Cobra” Maulana sebagai vokalis, Alfan Ferdiyansah di drum, Fajrin di gitar, dan Rijal “Tjibaloeng” Mahfud di seruling, Beranda Rumah melakukan rekaman di tiga studio berbeda, yakni Dzikri Studio Rangkasbitung, Goodluck Studio Cilegon, dan Dapur Rekaman Studio Jakarta. Proses mixing dan mastering dipercayakan kepada Romano, mantan Manajer Pee Wee Gaskin, sedangkan Djoni Cobra kembali dipercayakan untuk desain artwork.
Single “Sirna Rana” dirilis pada tanggal 2 Februari 2024 oleh Firefly Records, anak label dari Musica Studio. Lagu ini mengisahkan perjuangan seorang warga sipil yang terjebak di tengah-tengah perang dan selalu berharap agar konflik segera berakhir. Rendy, penulis lirik “Sirna Rana,” menyatakan, “Gua ngebayangin kalau gua ada di situasi perang pas gua nulis lirik ini.”
Lagu ini memiliki empat fase, dimulai dengan seruan atau berita tentang peperangan, kemudian perang itu sendiri, dilanjutkan dengan doa, dan akhirnya ketenangan setelah perang. Menariknya, lagu ini juga memasukkan doa dalam Islam, “Hasbunallah Wanikmal Wakil” yang berarti “Cukuplah Allah sebagai penolong bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung,” serta doa dari ajaran Veda/Weda yang mengajak untuk berbuat baik kepada sesama manusia.
Dengan “Sirna Rana,” Beranda Rumah tidak hanya menciptakan sebuah lagu, tetapi juga menyampaikan pesan perdamaian dan harapan bagi semua yang terdampak oleh kekejaman perang. Karya ini menjadi bukti bahwa musik dapat menjadi medium penyatuan dan pengharapan di tengah-tengah konflik global. (RST)