Sebaraya.com – Seorang remaja berusia 14 tahun yang bernama Wyatt Kauffman, berasal dari North Dakota, Amerika Serikat, mengalami insiden terjatuh ke dalam jurang setinggi 30 meter di Grand Canyon saat sedang berwisata bersama ibunya.
Proses penyelamatan Wyatt memakan waktu hingga dua jam. Petugas menyatakan bahwa kejadian itu terjadi di jalur Bright Angel Point.
Setelah dua jam berupaya keras, akhirnya Wyatt berhasil dievakuasi dan segera dibawa ke rumah sakit di Las Vegas. Dampak cedera yang dialami Kauffman meliputi patah tulang belakang, limpa pecah, paru-paru kolaps, gegar otak, patah tangan, serta jari yang mengalami dislokasi.
Setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa hari, kondisi kesehatan Wyatt akhirnya membaik. Dia juga membagikan momen mengerikan yang ia alami saat kejadian tersebut.
“Dalam awal kejadian, saya berdiri di tepi dan menggeser sedikit agar orang-orang bisa mengambil foto. Saya jongkok dan mencengkeram batu. Saya hanya bisa menggenggam batu dengan satu tangan,” kata Kauffman seperti dikutip dari The Guardian pada Senin (14/8/2023).
“Pegangan saya saat itu lemah. Saya mulai kehilangan cengkeraman dan terjatuh ke belakang,” tambahnya.
Tim penyelamat harus turun ke tebing untuk menyelamatkan Wyatt yang terluka dan membawanya keluar dari jurang. Para penyelamat mengatur tali penyelamatan di jalur curam agar bisa membawa remaja tersebut keluar dengan aman.
“Saya hanya ingat sebentar-bentar terjaga dan tiba-tiba sudah berada di dalam ambulans dan helikopter, kemudian menuju rumah sakit,” ujarnya.
Saat momen tersebut terjadi, ayah Wyatt, Brian Kauffman, sedang berada di North Dakota. Meskipun anaknya mengalami berbagai masalah fisik, Brian merasa bersyukur karena Wyatt berhasil selamat.
“Kami sangat berterima kasih atas kerja keras semua orang. Dalam situasi seperti itu, dua jam terasa sangat panjang,” ungkap Brian.
Brian menjelaskan bahwa Wyatt sudah keluar dari rumah sakit pada hari Sabtu dan mereka telah pulang bersama. Diharapkan bahwa Wyatt dan ibunya akan tiba di rumah mereka di Casselton pada hari Selasa.
“Kami merasa beruntung bisa membawa anak kami pulang dalam mobil dan bukan dalam peti jenazah,” pungkas Brian.