Daftar Isi
Sebaraya.com – Self-disclosure atau pengungkapan diri adalah salah satu aspek penting dalam komunikasi interpersonal. Hal ini dapat membantu dalam membangun kepercayaan dan keterikatan antara individu. Dalam artikel ini, kita akan membahas arti, konsep, dan teori self-disclosure, serta contoh masalah pribadi yang mungkin terungkap dalam proses ini.
Apa itu Self Disclosure?
Self-disclosure adalah proses di mana seseorang membuka informasi pribadi tentang dirinya kepada orang lain. Informasi tersebut bisa mencakup emosi, pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang mungkin sulit untuk dibagikan. Aktivitas ini melibatkan risiko karena dapat membuat seseorang menjadi rentan dan terbuka terhadap penilaian orang lain. Namun, self-disclosure juga dapat membantu orang untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri dan orang lain.
Self Disclosure Artinya
Self-disclosure adalah bentuk komunikasi antarpribadi di mana individu membuka diri dan berbagi informasi pribadi tentang dirinya. Hal ini dapat berupa pengalaman masa lalu, emosi, pemikiran, atau perasaan yang sulit untuk dibagikan. Proses self-disclosure dapat membantu dalam membangun keterikatan dan kepercayaan dalam hubungan interpersonal.
Konsep Self Disclosure dalam Komunikasi
Konsep self-disclosure dapat dijelaskan dengan menggunakan model “Jendela Johari” yang dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun 1950-an. Model ini menggambarkan empat wilayah yang mewakili berbagai jenis informasi tentang diri seseorang.
Wilayah pertama adalah “Area Terbuka” yang mencakup informasi yang dapat dibagikan secara publik seperti nama, pekerjaan, atau hobi. Wilayah kedua adalah “Area Buta” yang mencakup informasi yang tidak diketahui oleh orang lain tetapi diketahui oleh individu sendiri seperti kecemasan atau ketakutan. Wilayah ketiga adalah “Area Tersembunyi” yang mencakup informasi yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak oleh individu sendiri seperti kebiasaan buruk atau kelemahan. Wilayah keempat adalah “Area Tidak Diketahui” yang mencakup informasi yang tidak diketahui oleh individu atau orang lain seperti masa lalu yang tidak terungkap.
Teori Self Disclosure
Teori self-disclosure mengasumsikan bahwa seseorang akan lebih cenderung untuk membuka diri dan mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain jika ia merasa nyaman dan percaya pada orang tersebut. Dalam hal ini, self-disclosure dapat membantu membangun kepercayaan dan keterikatan dalam hubungan interpersonal.
Namun, teori ini juga mengasumsikan bahwa jumlah dan kedalaman informasi yang dibagikan tergantung pada beberapa faktor, seperti status sosial, kultur, dan karakteristik individu. Sebagai contoh, individu yang kurang percaya diri mungkin tidak akan mengungkapkan informasi pribadi secara terbuka karena takut akan penilaian orang lain.
Jurnal Self Disclosure
Ada banyak jurnal penelitian yang membahas tentang self-disclosure dan pengaruhnya dalam komunikasi interpersonal. Sebagai contoh, sebuah studi yang dilakukan oleh Greene dan Derlega pada tahun 1991 menunjukkan bahwa self-disclosure yang tepat dapat meningkatkan kepuasan dalam hubungan interpersonal. Namun, penelitian lain juga menunjukkan bahwa self-disclosure yang berlebihan atau tidak tepat dapat berdampak negatif pada hubungan interpersonal.
Arti Disclosure
Disclosure dapat diartikan sebagai proses di mana seseorang memberikan informasi yang sebelumnya tidak diketahui oleh orang lain. Disclosure dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti dalam hubungan interpersonal, bisnis, atau hukum.
30 Contoh Masalah Pribadi
Self-disclosure dapat membantu individu untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri dan orang lain. Berikut adalah beberapa contoh masalah pribadi yang mungkin terungkap dalam proses self-disclosure:
- Kecemasan sosial
- Depresi
- Kecanduan
- Masalah keluarga
- Gangguan kecemasan
- Masalah kesehatan mental
- Trauma masa lalu
- Kesulitan keuangan
- Stres kerja
- Kesulitan dalam hubungan interpersonal
- Rasa tidak aman
- Masalah dalam seksualitas
- Ketidakmampuan untuk memaafkan
- Kesulitan dalam pengambilan keputusan
- Masalah dengan kepercayaan diri
- Masalah dalam hubungan percintaan
- Kesulitan dalam berbicara di depan umum
- Kecanduan internet
- Kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang tua
- Masalah dengan motivasi
- Masalah dalam belajar
- Kesulitan dalam mengatasi rasa malu
- Masalah dengan kebiasaan buruk
- Kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain
- Masalah dalam mempertahankan hubungan
- Kesulitan dalam mengontrol emosi
- Masalah dalam berkomunikasi dengan anak-anak
- Kegagalan dalam mencapai tujuan hidup
- Kesulitan dalam mengekspresikan perasaan
- Masalah dalam membangun rasa percaya diri
Macam-macam Self Disclosure
Self-disclosure dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Self-disclosure positif, yaitu pengungkapan informasi yang positif tentang diri sendiri.
- Self-disclosure negatif, yaitu pengungkapan informasi yang negatif tentang diri sendiri.
- Self-disclosure mandiri, yaitu pengungkapan informasi yang bersifat mandiri, seperti hobi atau minat.
- Self-disclosure intim, yaitu pengungkapan informasi yang sangat pribadi, seperti perasaan atau pengalaman masa lalu.
Konsep Diri dalam Komunikasi
Konsep diri adalah pandangan individu tentang dirinya sendiri. Konsep diri dapat dipengaruhi oleh faktor seperti pengalaman masa lalu, kultur, dan lingkungan sosial. Dalam komunikasi interpersonal, konsep diri dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana ia memandang dirinya sendiri dalam hubungan tersebut.
Macam-macam Self Disclosure
Ada beberapa macam self-disclosure, di antaranya:
- Self-disclosure mandiri: pengungkapan diri yang dilakukan secara sukarela oleh individu
- Self-disclosure diminta: pengungkapan diri yang diminta