CILEGON, SEBARAYA.COM – Energi tidak hanya untuk menerangi, tetapi juga untuk memberdayakan. Prinsip inilah yang diwujudkan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), dengan mendukung pengembangan Kawasan Batik Inklusif Rinara di Cilegon.
Program ini menjadi ruang berkarya bagi kelompok rentan, mulai dari ibu rumah tangga hingga anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka bersama-sama menciptakan batik khas Cilegon, yang tidak hanya menghadirkan identitas budaya baru, tetapi juga simbol produktivitas dan inklusivitas.
General Manager PLN UID Banten, Muhammad Joharifin, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan misi PLN untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. “Kami ingin membuktikan bahwa listrik tidak sekadar menyalakan lampu, tapi juga menyalakan harapan. Semisal pada Batik Rinara Cilegon, listrik bukan hanya menggerakkan mesin jahit, canting listrik, hingga kompor induksi, tetapi juga menggerakkan hati dan semangat ibu-ibu serta anak-anak istimewa untuk berkarya. Inilah energi yang sesungguhnya,” ujar Joharifin.
Dampaknya terlihat nyata: jika sebelumnya membutuhkan tiga bulan untuk menghasilkan 100 lembar batik, kini cukup satu bulan berkat dukungan peralatan berbasis electrifying lifestyle. Lebih membanggakan lagi, siswa SKH 01 Cilegon bernama Iman berhasil meraih medali dalam lomba membatik tingkat provinsi hingga nasional.
“Setiap goresan batik mereka adalah kisah perjuangan, keberanian, dan cinta budaya. Kami di PLN merasa terhormat bisa mendampingi perjalanan ini,” tambah Joharifin.
Keberhasilan Batik Rinara menuai apresiasi dari berbagai pihak. Koordinator Humas dan Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM, Pandu Satria Jati, menilai kunjungan monitoring ke lokasi ini sangat penting untuk memastikan program TJSL PLN benar-benar berdampak.
“Kami mengapresiasi PLN UID Banten yang menghadirkan program inklusif dengan nilai kemanusiaan tinggi. Batik Rinara bukan hanya mendukung UMKM, tetapi juga membuka ruang bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk berkembang. Inisiatif ini layak menjadi inspirasi bagi program TJSL lainnya,” ujarnya.
Senada, Tenaga Ahli BP Taskin, Real Rahadinnal, menegaskan bahwa program Batik Rinara sejalan dengan strategi nasional pengentasan kemiskinan sesuai arahan Perpres. “Program seperti Batik Rinara relevan karena melibatkan sektor swasta dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Model ini bisa menjadi contoh bagi lembaga lain. BP Taskin akan terus memantau implementasi di daerah sebagai bagian dari laporan kepada Presiden,” jelasnya.
Program Batik Rinara telah menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan GOLD dalam ajang Bina Mitra UMKM 2024. Ke depan, PLN UID Banten berkomitmen memberikan pendampingan berkelanjutan agar Batik Rinara menembus pasar nasional dan menjadi ikon inklusivitas Banten.
Dengan semangat “energi yang memberdayakan”, PLN UID Banten tidak hanya menghadirkan listrik untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menyalakan cahaya harapan yang membawa perubahan sosial, budaya, dan ekonomi bagi masyarakat. (RST)