SERANG, SEBARAYA.COM – Beberapa pekan terakhir, dunia kesehatan dikejutkan oleh lonjakan kasus pneumonia yang dianggap ‘misterius’ dan menciptakan kekhawatiran di beberapa negara. China menjadi pelopor dalam melaporkan temuan ini pada pertengahan November, mencatat peningkatan kasus pneumonia, khususnya pada kelompok anak-anak, walaupun penyebab pastinya masih belum teridentifikasi.
Negara-negara seperti Denmark, Prancis, Belanda, dan Amerika Serikat juga melaporkan peningkatan kasus pneumonia pada anak-anak. Salah satu penyebab yang dicurigai adalah bakteri Mycoplasma pneumoniae. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mengonfirmasi kasus Mycoplasma pneumoniae di Jakarta setelah menerima laporan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Kontan.co.id menyampaikan, bahwa konfirmasi lebih lanjut akan dilakukan oleh Dinkes ke rumah sakit yang bersangkutan. Bakteri Mycoplasma pneumoniae, menurut Healthline, dikenal sebagai salah satu patogen manusia yang paling beragam, dengan lebih dari 200 spesies yang berbeda.
Apa itu Bakteri Mycoplasma Pneumoniae?
Menurut Central for Disease Control and Prevention (CDC), Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dengan merusak lapisan sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Seseorang dapat terinfeksi tanpa merasakan gejala sakit, dan infeksi ini sering disebut sebagai pneumonia berjalan karena gejalanya yang ringan.
Meskipun infeksi ini relatif ringan, Mycoplasma pneumoniae menjadi salah satu penyebab utama kasus pneumonia dalam masyarakat. Pada orang dengan daya tahan tubuh lemah atau lansia, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti ensefalitis, gangguan ginjal, atau anemia hemolitik.
Cara Penularan dan Gejala Pneumonia oleh Mycoplasma Pneumoniae
Bakteri ini menular melalui percikan cairan dari saluran pernapasan saat batuk atau bersin. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lendir atau dahak dari orang yang terinfeksi, atau melalui kontak tidak langsung dengan barang-barang yang terkontaminasi. Masa inkubasi berkisar antara 2 hingga 3 minggu, dan penyebarannya sering terjadi di antara orang-orang yang tinggal bersama.
Gejala infeksi melibatkan batuk kering, demam ringan, sesak napas ringan saat beraktivitas, kelelahan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Meskipun gejalanya mirip dengan flu atau infeksi pernapasan atas, infeksi parah jarang terjadi, namun dapat menyebabkan komplikasi serius seperti peradangan sendi, perikarditis, sindrom Guillain-Barre, atau ensefalitis.
Pencegahan dan Pengobatan Mycoplasma Pneumoniae
Pencegahan infeksi melibatkan tindakan kebersihan yang ketat dan penggunaan masker. Meskipun infeksi ringan sering sembuh sendiri, infeksi parah mungkin memerlukan antibiotik seperti eritromisin, klaritromisin, atau azitromisin sesuai anjuran dokter.
Dengan meningkatnya kasus pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Kebersihan diri dan lingkungan serta konsultasi medis saat gejala muncul dapat menjadi kunci dalam menangani ancaman kesehatan ini. (RST)